Journey to the Center of the Earth merupakan adaptasi dari novel fiksi ilmiah berjudul sama, karya penulis asal Perancis dengan genre science fiction, Jules Verne yang dirilis pada 1864 silam. Film nya sendiri baru tayang pada tahun 2008. Berikut tulisan saya tentang Journey to the Center of the Earth.
Identitas Film
Judul : Journey to the Center of the Earth
Tahun Rilis : 2008
Genre : Action, Adventure, Family, Fantasy, Sci-Fi
Produksi : Mel’s Cite du Cinema, New Line Cinema, Walden Media
Sutradara : Eric Brevig
Pemeran : Brendan Fraser , Josh Hutcherson, Anita Briem dan Seth Meyers
Sinopsis
Trevor Anderson (Brendan Fraser) adalah ahli vulkanologi di Boston. Dia harus menghabiskan sepuluh hari dengan keponakannya Sean (Josh Hutcherson). Namun dia lupa karena terlalu fokus pada berita tentang laboratorium tempat kakaknya tutup karena kekurangan dana.
Tidak dapat mengubah jadwal, ibu Sean membawa anak-anaknya langsung ke paman mereka untuk lebih mengenal satu sama lain karena mereka sudah lama tidak bertemu. Saat Sean diantar ke apartemen Trevor, ibu Sean juga memberikan sebuah kotak milik Max, saudara laki-laki Trevor dan ayah Sean, yang menghilang 10 tahun sebelumnya.
Mendengar hal tersebut, Sean tertarik untuk mengetahui lebih jauh isi dari kotak tersebut. Sean sangat ingin mengetahui sesuatu tentang ayahnya yang belum pernah dia ketahui sebelumnya. Di dalam kotak terdapat novel Journey to the Center of the Earth karya Jules Verne dan sebuah buku catatan milik Max.
Dalam buku terdapat catatan dari Max tentang suatu hal penting. Penasaran dengan catatan tersebut, Trevor kemudian pergi ke labnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang catatan tersebut. Isi catatan itu membuat Trevor menyadari sesuatu dan ingin menyelidiki apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh mendiang kakaknya.
Mulai bertualang
Petualangan bermula di Islandia. Trevor awalnya ingin pergi sendiri dan berencana membawa Sean kembali ke ibunya, namun Sean menolak dan meminta izin untuk pergi menjelajah bersama Trevor. Trevor meleleh dan akhirnya membawa serta keponakannya.
Mereka pertama kali mencari ahli vulkanologi lain, tetapi ketika mereka sampai di institut ilmuwan, ilmuwan tersebut sudah meninggal. Hanya ada putrinya Hannah (Anita Briem) yang kini meneruskan apa yang ayahnya lakukan.
Setelah pembicaraan panjang, Hanna memberi tahu Trevor dan Sean bahwa ayah Hannah dan ayah Sean, Max percaya bahwa buku Jules Verne adalah kisah nyata.
Pada akhirnya, Hannah memutuskan untuk pergi bersama Trevor dan Sean menjelajahi petualangan buku Jules Verne. Di awal perjalanan, badai menerpa, memaksa ketiga pendaki berhenti dan berlindung di sebuah gua. Sayangnya, badai justru mendobrak pintu gua, menjebak mereka dan tidak bisa keluar. Itu membuat mereka tidak punya pilihan selain menjelajahi gua.
Petualangan di dalam pusat bumi

Ketika mereka memasuki gua, mereka menemukan bahwa itu adalah tambang yang ditinggalkan. Terlalu dalam untuk menjelajah, mereka jatuh ke lubang yang lebih dalam dan membawa mereka ke “Pusatt Bumi”. Untungnya, adanya gravitasi membuat mereka tak terluka, walau jatuh ke dalam.
Setelah sampai di bawah, mereka mulai mencari jalan hingga akhirnya menemukan gua tempat tinggal Max. Trevor dan Sean menemukan jurnal lama Max. Mayat Max ditemukan oleh Hannah dan Trevor, yang segera memberinya penguburan yang layak.
Trevor membaca catatan dari jurnal Max yang ditulis pada ulang tahun ketiga Sean (14/8/1997). Saat Trevor membaca jurnal Max, dia panik karena jurnal tersebut berisi peringatan bahwa siapapun yang menemukan jurnal tersebut harus segera meninggalkan lokasi tersebut, karena suhu di lokasi tersebut mulai meningkat.
Usaha keluar dari perut bumi
Trevor mencari cara untuk mengeluarkannya dari perut bumi. Akhirnya muncul ide untuk menggunakan geyser yang bisa mendorong mereka ke permukaan berkat tekanan air. Ia harus melakukan ini dalam waktu 48 jam karena jika lebih lama dari waktu tersebut air akan mengering dan kesempatan untuk keluar dari perut bumi akan hilang.
Suhu di sekitar mereka mulai naik, Trevor menghitung suhu mencapai 135 derajat Fahrenheit atau sekitar 57 derajat Celcius, pertanda mereka harus berada di jalur geyser.
Perjalanan menuju ngarai tidaklah mudah. Mereka mulai dengan menyeberangi lautan bawah tanah yang sebenarnya memisahkan Sean, Trevor, dan Hannah. Satu-satunya pemandu Sean adalah seekor burung kecil yang mengikuti mereka sejak mereka menginjakkan kaki di tanah.
Saat dia melawan angin, Sean bertemu dengan Giganotosaurus. Untungnya, Trevor dan Hannah menemukan Sean, yang segera membantu Sean melarikan diri dari binatang purba itu. Setelah berhasil, mereka melanjutkan perjalanan ke ngarai. Tapi ketika sampai di sana, semuanya kering. Sisa air ada di sisi lain dinding ngarai.
Putus asa, Trevor, Sean, dan Hannah naik ke kerangka dinosaurus dan memicu ledakan magnesium yang menempel di dinding ngarai.
Kembali ke atas
Tak lama setelah obor diamankan di dalam dinding, ledakan terjadi. Air segera merendam lava di bawah mereka, dan geyser segera menyusul. Ketiganya dengan cepat datang dari kawah Vesuvius di Italia dan berakhir di peternakan penduduk setempat.
Awalnya warga setempat berang, namun ketika diberikan berlian yang diambil Sean dari perut bumi sebagai gantinya, warga setempat tidak berang, bahkan menyapanya dengan riang. Ketika mereka melihat Sean memiliki banyak berlian di sakunya, mereka menggunakannya untuk membiayai laboratorium saudara mereka.
Selama petualangan, Hannah dan Trevor lambat laun menjadi sangat dekat hingga akhirnya menjalin hubungan romantis. Pada hari terakhir kunjungan Sean ke rumah baru Trevor dan Hannah, Trevor memberi Sean sebuah buku berjudul “Atlantis”. Trevor pun menyarankan agar mereka bisa kembali berpetualang bersama.
Ulasan
Benar-benar petualangan yang seru, ya Kawan. Walau ada sisi yang kurang realistis di sini (yahhh namanya juga film fantasi. Hehe). Ketika kondisi begitu terasa membahayakan, mereka bukannya menghindar malah masuk semakin dalam. Keoptimisan yang mereka miliki, menurut saya benar-benar tak masuk di logika. Hehehe..
Entahlah apa mungkin saya yang terlalu penakut atau bagaimana. Yang jelas, film yang berasal dari novel dengan judul yang sama karya Jules Verne ini sungguh-sungguh menghibur dan membut jiwa petualangan ku menggeliat. Wow.
Saran dari saya sie buat anak-anak jangan sendirian yaaa kalo mau nonton film ini. Banyak adegan yang wow jadi mesti ada orang tua yang mendampingi kalian.