Membaca dan Menulis
Huruf dan angka biasanya sudah orangtua kenalkan kepada anaknya sejak dini yaitu ketika anak sudah menginjak usia sekitar 4 atau 5 tahun (usia PAUD), bahkan ada juga orang tua yang mengenalkannya lebih dini lagi.
Setiap orang tua memiliki pendapat yang berbeda dalam menentukan kapan usia yang tepat dalam mengenalkan huruf dan angka tersebut. Mereka yang mengenalkan lebih dini, biasanya karena berpendapat bahwa usia yang lebih dini memiliki daya ingatan yang lebih tajam sehingga lebih mudah dalam proses menghafal.
Setelah mengenal huruf, tahapan berikutnya adalah tahapan membaca. Anak mulai mengenal cara membaca per suku kata, hingga tahapan akhirnya adalah membaca kalimat utuh.
Kelancaran membaca anak, bergantung pada intensitas membaca mereka. Mereka yang sehari-harinya aktif membaca, tentu saja akan lancar dalam membaca.
Kemampuan membaca siswa di Indonesia
Data dari Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang meneliti siswa kelas IV SD tersebut menunjukkan bahwa skor Indonesia (405) berada di atas Katar (353), Maroko (323), dan Afrika Selatan (302). Sungguh miris ya mendengarnya.
Padahal kemampuan siswa dalam membaca akan mempengaruhi seberapa besar pemahaman mereka terhadap makna teks yang mereka baca. Mereka yang sudah lancar membaca saja, belum tentu dapat memahami makna teks nya, bagaimana dengan mereka yang masih tersendat-sendat dalam membaca. Dengan kata lain, memahami bacaan adalah proses memaknai sebuah
Pendapat para ahli
- Pemahaman bacaan melibatkan pemahaman mengenai kosa kata dan melihat hubungan di antara kata-kata, konsep, dan tujuan penulis (Sinambela, Manik, & Pangaribuan, 2015).
- Guna memahami sebuah kalimat, seseorang harus mampu mengidentifikasi representasi fonologis, ortografi, dan semantik dari informasi yang ada untuk membentuk pemahaman dari makna informasi tersebut (Kendeou, Smith, & O’Brien, 2013).
- Sebagian besar anak-anak yang kesulitan membaca di sekolah dasar mengalami kesulitan dalam pemahaman bacaan yang diperlukan untuk memecahkan kode dan memahami kata-kata di cetak secara akurat. (Logan, 1997)
- Membaca awal merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. (Schwanenflugel dan Knapp, 2016)
Penelitian pada siswa tentang rendahnya tingkat pemahaman membaca mereka
- Beberapa mahasiswa program Magister Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta yang terdiri dari Amalia Novita Retaminingrum , Sri Tiatri dan Soemiarti Patmonodewo, mengadakan observasi dan wawancara pada tanggal 15 September 2018 di SD X di kota Bogor.
Hasil dari temuan tersebut adalah nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV pada materi tentang pemahaman bacaan menunjukkan hanya 53% siswa yang mencapai kemampuan di atas KKM berdasarkan kurikulum 2013 yakni 70.
- Hasil wawancara menambahkan bahwa masalah-masalah pada pemahaman bacaan anak yang rendah juga karena belum lancarnya beberapa anak dalam membaca.
Observasi dan wawancara pada kelas IV Sekolah Dasar ini karena pemahaman bacaan menjadi indikator kesuksesan membaca sesuai dengan kompetensi dasar dan inti kurikulum 2013.
- Hasil dari observasi tersebut membuat ketiga peneliti tersebut mengadakan penelitian lanjutan menggunakan alat tes yang bernama EGRA (Early Grade Reading Assesment). EGRA ini mengukur letter name identification, segmentation (phoneme or syllables), non word reading, oral reading fluency, reading comprehension, listening comprehension, vocabulary, dan dictation.
Dan hasilnya adalah terdapat dua komponen yang berperan pada pemahaman bacaan fiksi dan non-fiksi. Pada pemahaman bacaan fiksi, komponen membaca awal yang memiliki peranan signifikan adalah membaca kelompok huruf tak bermakna dan kosakata bahasa Indonesia. Sedangkan pada pemahaman bacaan non-fiksi, peranan signifikan ditemukan pada kosakata Bahasa Indonesia.
- Berdasarkan penelitian kemampuan membaca kelas awal (Early Grade Reading Assesment), banyak anak lancar membaca, namun kurang memahami makna teks yang mereka baca. Hal tersebut terbukti bahwasanya dari 15.941 siswa di tujuh provinsi yang menjadi sampel, pemahaman membaca mereka rata-rata masih di bawah 80 persen.
Faktor rendahnya tingkat pemahaman membaca siswa
Peran orang tua
Orang tua juga harus memberi dorongan dan motivasi agar anak-anak memiliki minat yang tinggi terhadap membaca. Tanyakanlah kepada mereka apa isi bacaan yang mereka baca tiap kali mereka menyelesaikan bacaannya. Selain menambah kedekatan antar orang tua dan anak, pengetahuan anak juga meningkat. Sehingga, saat di sekolah, mereka akan mudah dalam mencerna materi dari para guru.
Bagus banget opini nya kak. Bisa nih jadi referensi untukku