Tingkat pemahaman membaca siswa yang rendah, salah siapa?

 
Tingkat pemahaman membaca pada siswa yang rendah dapat  terjadi karena banyak faktor. Apa sajakah itu? Tulisan kali ini akan  membahas tentang sulitnya siswa dalam memahami sebuah bacaan.
 

Membaca dan Menulis

Huruf dan angka biasanya sudah orangtua kenalkan kepada anaknya sejak dini yaitu ketika anak sudah menginjak usia sekitar 4 atau 5 tahun (usia PAUD), bahkan ada juga orang tua yang mengenalkannya lebih dini lagi.

Setiap orang tua memiliki pendapat yang berbeda dalam menentukan kapan usia yang tepat dalam mengenalkan huruf dan angka tersebut.  Mereka yang mengenalkan lebih dini, biasanya karena berpendapat bahwa usia yang lebih dini memiliki daya ingatan yang lebih tajam sehingga lebih mudah dalam proses menghafal. 

 

Setelah mengenal huruf, tahapan berikutnya adalah tahapan membaca. Anak mulai mengenal cara   membaca per suku kata, hingga tahapan akhirnya adalah membaca kalimat utuh.

Kelancaran membaca anak, bergantung pada intensitas membaca mereka. Mereka yang sehari-harinya aktif membaca, tentu saja akan lancar dalam membaca. 

Kemampuan membaca siswa di Indonesia 

 
Namun, ternyata di Indonesia sendiri, kemampuan siswa dalam membaca masih terbilang jauh lebih rendah daripada negara lain di dunia. Bahkan terbilang sangat rendah, karena hanya menempati urutan ke-45 dari 49 negara yang diteliti.
 

Data dari Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang meneliti siswa kelas IV SD tersebut menunjukkan bahwa skor Indonesia (405) berada di atas Katar (353), Maroko (323), dan Afrika Selatan (302). Sungguh miris ya mendengarnya.

 

Padahal kemampuan siswa dalam membaca akan mempengaruhi seberapa besar pemahaman mereka terhadap makna teks yang mereka baca. Mereka yang sudah lancar membaca saja, belum tentu dapat memahami makna teks nya, bagaimana dengan mereka yang masih tersendat-sendat dalam membaca. Dengan kata lain, memahami bacaan adalah proses memaknai sebuah

tulisan. 
 

Pendapat para ahli

 
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
  1. Pemahaman bacaan melibatkan pemahaman mengenai kosa kata dan melihat hubungan di antara kata-kata, konsep, dan tujuan penulis (Sinambela, Manik, & Pangaribuan, 2015). 
  2. Guna memahami sebuah kalimat, seseorang harus mampu mengidentifikasi representasi fonologis, ortografi, dan semantik dari informasi yang ada untuk membentuk pemahaman dari makna informasi tersebut (Kendeou, Smith, & O’Brien, 2013). 
  3. Sebagian besar anak-anak yang kesulitan membaca di sekolah dasar mengalami kesulitan dalam pemahaman bacaan yang diperlukan untuk memecahkan kode dan memahami kata-kata di cetak secara akurat. (Logan, 1997)
  4. Membaca awal merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. (Schwanenflugel dan Knapp, 2016)
READ  4 Buku Tere Liye terbaru 2022

Penelitian pada siswa tentang rendahnya tingkat pemahaman membaca mereka

  • Beberapa mahasiswa program Magister Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta yang terdiri dari Amalia Novita Retaminingrum , Sri Tiatri dan Soemiarti Patmonodewo, mengadakan observasi dan wawancara pada tanggal 15 September 2018 di SD X di kota Bogor.
 

Hasil dari temuan tersebut adalah nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV pada materi tentang pemahaman bacaan menunjukkan hanya 53% siswa yang mencapai kemampuan di atas KKM berdasarkan kurikulum 2013 yakni 70. 

 
  • Hasil wawancara menambahkan bahwa masalah-masalah pada pemahaman bacaan anak yang rendah juga karena belum lancarnya beberapa anak dalam membaca.

Observasi dan wawancara  pada kelas IV Sekolah Dasar ini  karena pemahaman bacaan menjadi indikator kesuksesan membaca sesuai dengan kompetensi dasar dan inti kurikulum 2013. 

 
  • Hasil dari observasi tersebut membuat ketiga peneliti tersebut  mengadakan penelitian lanjutan menggunakan alat tes yang bernama EGRA (Early Grade Reading Assesment). EGRA ini  mengukur letter name identification, segmentation (phoneme or syllables), non word reading, oral reading fluency, reading comprehension, listening comprehension, vocabulary, dan dictation.
 
Partisipan adalah 150 siswa kelas empat. Partisipan diberi satu set assesmen yang mencakup beberapa komponen kelancaran membaca awal dan pengukuran atas pemahaman bacaan fiksi dan non fiksi.

 

Dan hasilnya adalah terdapat dua komponen yang berperan pada pemahaman bacaan fiksi dan non-fiksi. Pada pemahaman bacaan fiksi, komponen membaca awal yang memiliki peranan signifikan adalah membaca kelompok huruf tak bermakna dan kosakata bahasa Indonesia. Sedangkan pada pemahaman bacaan non-fiksi, peranan signifikan ditemukan pada kosakata Bahasa Indonesia.

 
  • Berdasarkan penelitian kemampuan membaca kelas awal (Early Grade Reading Assesment), banyak anak lancar membaca, namun kurang memahami makna teks yang mereka baca. Hal tersebut terbukti bahwasanya dari 15.941 siswa di tujuh provinsi yang menjadi sampel, pemahaman membaca mereka rata-rata masih di bawah 80 persen.
 

Faktor rendahnya tingkat pemahaman  membaca siswa

Faktor rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan adalah karena belum lancarnya mereka dalam membaca. Hal ini karena siswa malas membaca, atau kurang motivasi dari diri sendiri, kurang minat belajar membaca dan menulis, kurang dukungan dari orang tua, dan pengaruh dari teman sekelas maupun teman di lingkungan rumah. 
 
Namun demikian, tidak semua siswa yang sudah lancar membaca, juga mampu memahami makna teks yang mereka baca. Karena pada kenyataannya, ketika saya mengajar pada beberapa murid tentang materi tertentu, hanya beberapa anak saja yang dapat memahami isi materinya. Sedang sisanya, tak bisa langsung memahami sampai saya menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang mudah mereka pahami.
 

Peran orang tua 

 
Peran orang tua di rumah dalam meningkatkan pemahaman anak terhadap bacaan juga sangat penting. Sejak anak mulai belajar membaca, sebaiknya ajarkan mereka makna setiap kata yang mereka baca.
 

Orang tua juga harus memberi dorongan dan motivasi agar anak-anak memiliki minat yang tinggi terhadap membaca. Tanyakanlah kepada mereka apa isi bacaan yang mereka baca tiap kali mereka menyelesaikan bacaannya. Selain menambah kedekatan antar orang tua dan anak, pengetahuan anak juga meningkat. Sehingga, saat di sekolah, mereka akan mudah dalam mencerna materi dari para guru.

 
 
Dan akhirnya,
Salam sukses untuk para guru yang sudah begitu sabar dalam mengajar dan mendidik putra-putri kita di sekolah.
Dan salam sayang saya buat para orang tua terutama ibu sebagai sekolah pertama untuk buah hatinya. 
 
Untuk informasi lainnya, silakan baca tulisan saya di sini yaaa.
 
Sumber :
 
  1. https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/6017/4064
  2. https://edukasi.okezone.com/read/2016/10/17/65/1517024/kemampuan-pemahaman-baca-siswa-masih-rendah
READ  Zero to One : Sebuah Review

One thought on “Tingkat pemahaman membaca siswa yang rendah, salah siapa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *