Ulasan Cerpen : Aku di Antara Kamu dan Ibuku

Pada tulisan kali ini, saya hendak mengulas atau meresensi atau mereview (entah apalah namanya) sebuah cerpen yang ada di rubrik lakonnya ngodop.com yang menarik hati saya saat menemukan judulnya (saya memang begitu orangnya, mudah jatuh cinta pada pandangan pertama ke sebuah cerpen karena judulnya). Judul cerpen yang akan saya ulas adalah “Aku, Diantara Kamu dan Ibumu“,  buah karya Nurhidayatunnisa (nama pena dari Isnania), anggota Komunitas ODOP Batch 5. 
 
Saya tertarik untuk membaca, hingga akhirnya mengulas cerpen ini adalah karena ketertarikan saya pada judulnya. Dari judulnya sudah terlihat bahwa cerita ini tentang hubungan tiga orang, yaitu sepasang suami istri dan ibu mertua dari si istri. Akan ada kejadian apa di kisah mereka ini? 
 
Alasan berikutnya mengapa saya tertarik pada judulnya (ini penilaian yang subjektif, yaa) , karena ada kata “ibu” disitu. Saya yang memang lagi baper karena sedang merindukan almarhumah ibu saya, seketika menjadi tertarik untuk menelusuri kata per kata dan kalimat per kalimat di dalam cerpen ini. Sekaligus sembari mengingat keabadian sosok ibu di dalam alam pikiran dan hati saya. 
 
By The Way, langsung saja saya kupas isi dari cerpen ini. 
 

Ulasan cerpen “Aku di Antara Kamu dan Ibumu”.

Aku, Diantara Kamu dan Ibumu“, menceritakan tentang sosok ‘aku’ yang posisinya serba salah atau serba bingung atau serba tak enak (kaya yang pernah merasakannya aja ya), karena ada di antara ‘kamu’ (sebagai suami dari ‘aku’) dan ‘ibumu’ (dalam hal ini adalah ibu mertua ‘aku’).
 
Dikisahkan, bahwa ibu mertua si ‘aku’ ini sangat menyayangi anaknya. Apapun dia lakukan demi kebahagiaan si anak. Kebetulan saat itu, si ibu sedang berulangtahun..Sekedar sukacita dalam mensyukuri hari kelahirannya tersebut, si ibu sengaja menjual semua hasil kebun sayur dan tebunya untuk dibelikan daging yang kemudian diolah menjadi rendang, untuk dia sajikan sebagai menu makan malam anak kesayangan tersebut.
 
Saat si anak ini pulang, dia tak langsung makan malam, namun masuk kamar dan tertidur di sana. Lupa bahwa hari itu adalah hari ulangtahun ibunya. Ketika bangun, si anak ini makan rendang masakan ibunya dengan sangat lahap hingga habis tak bersisa. Bahkan porsi milik ibunya pun diberi untuknya. Dan habis juga. Gemes juga ya bacanya. Sudahlah lupa sama ulangtahun si ibu, dia juga seakan tak mengerti betapa tidak mudahnya untuk mendapatkan daging rendang.
 
Namun, hati seorang ibu sungguh seluas samudera. Tak masalah anaknya lupa, toh momen ulangtahun memang momen yang biasa saja. Hanya sekedar pengingat bahwa jatah umurnya menjadi berkurang. Hingga tibalah hari ulang tahun si anak ini.
 
Wajah si anak terlihat berseri-seri kala itu. Dia pulang ke rumah saat malam hari, namun tak mendapati ibunya ada di rumah. Dia langsung masuk kamar dan tertidur seperti biasanya. Saat bangun, ibunya pun datang dan berkata kepadanya dengan nada yang teramat menyedihkan bahwa hasil kebunnya tak laku dijual, sehingga tak bisa menyajikan rendang untuknya. Ibunya hendak memasak sayur tersebut dan membuatkan minuman dari air tebu.
 
Dan apa yang terjadi? Tanpa berkata-kata, si anak keluar rumah entah hendak kemana. Ditunggu-tunggu tak jua datang Hingga saat tengah malam diapun pulang, dengan membawa banyak rendang daging. Tentu saja sang ibu bertanya dari mana dia mendapatkan makanan mewah tersebut, dan dijawab dengan menyebut nama seorang preman bernama Kurdi yang suka mencuri, merusak dan pernah dipenjara, yang sangat dibenci ibunya.
 
Penuh amarah ditambah rasa tak percaya anaknya mendapatkan makanan mewah dari Kurdi, rendang itu pun dibuang oleh ibunya kelantai. Sang anak tak percaya dengan perlakuan ibunya, sehingga dia mengajak ‘aku’ pergi dari rumah dan melukai hati ibunya.
 
Keesokan harinya, si anak datang ke rumah itu lagi. Namun, dia tak sendiri. Ada banyak orang (entah siapa) yang membersamainya. Dan yang lebih mengejutkan, bahwa tangannya diborgol.
 
***
 

Unsur-unsur dalam cerpen

Setelah membaca ceritanya, memang menarik ya. Untuk sebuah cerpen yang memang pendek, aku seakan dibuat terkesima dengan jalan ceritanya yang berakhir dengan kejadian tak terduga (di luar ekspektasiku).
 
Selanjutnya, mari kita bahas unsur intrinsik dan ekstrinsik dari cerpen ini berdasarkan pengetahuanku yang masih begitu minim.
 

1. Unsur intrinsik:

 

a. Tema

 
Tema pada cerpen tentang keluarga, salah satu tema yang disuka masyarakat, termasuk aku. 
 

b. Tokoh dan Penokohan

 
Ada tiga tokoh disini, yaitu ‘aku’, ‘kamu’ dan ‘ibumu’. Sebagai tokoh protagonis adalah ‘ibumu’, sedang ‘kamu’ pada akhirnya berperan menjadi tokoh antagonis di cerita ini dan ‘aku’ adalah tokoh tritagonis alias netral.
 

c. Alur (Plot)

 
Alur atau pola pengembangan cerita pada cerpen ini menarik, mampu mendorong pembaca yaitu saya, untuk membaca cerita sampai akhir.
 

d. Latar

 
Latar atau setting dalam cerpen ini adalah di sebuah rumah yang beranggotakan tiga orang.
 

e. Gaya Bahasa

 
Menurut saya, gaya bahasa yang digunakan pada cerpen ini adalah gaya bahasa penegasan, dimana gaya bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan kepada pembaca.
 

f. Sudut Pandang

 
Sudut pandang yang dibuat pengarang dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang kedua. Sungguh menarik, karena sudut pandang orang kedua, termasuk sulit, namun si pengarang sukses membuatnya menjadi apik.
 

g. Amanat

 
Dalam cerpen ini, amanat yang hendak disampaikan pengarang tersirat dalam kalimat-kalimat nya. Diantaranya adalah ulangtahun cukup dirayakan dengan sederhana sebagai rasa syukur pada Tuhan, sekaligus pengingat bahwa kehidupan ini tak akan lama.
 
Dalam bergaul, kita harus pandai memilih teman. Teman yang baik akan membuat kita baik, dan teman yang buruk akan mencelakakan kita. 
 
 

2. Unsur ekstrinsik

 

a. Latar Belakang Masyarakat

 
Saya melihat, bahwa cerpen ini dilatarbelakangi oleh kehidupan sepasang suami istri yang tinggal bersama sang ibu.
 

b. Latar Belakang Penulis

 
Saya belum mengenal sang penulis, hingga tak bisa memperkirakan alasan yang membuatnya tertarik untuk mengangkat cerpen dengan tema seperti ini. Tapi cerpennya bagus lho. 

c. Nilai-nilai

 
Nilai-nilai yang ada pada cerpen ini meliputi nilai moral, tentang bagaimana sikap kita terhadap ibu, dan nilai agama tentang bagaimana bersyukur karena telah diberi tambahan jatah hidup di dunia.
 
 
 
 
 
READ  Perjalanan Bersama OPREC ODOP Batch 10

2 thoughts on “Ulasan Cerpen : Aku di Antara Kamu dan Ibuku

  1. Gercep sekali nih, Mba satu ini. Saya masih meraba mau buat tulisan seperti apa. Untungnya mampir ke sini dulu. Jadi punya bayangan mau dibuat seperti apa tulisan saya nanti. Thanks, ya, Mba … 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *