Ceritanya, saya lagi bete banget dan ga miliki mood untuk ngelakuin apapun. Mau bikin tulisan, seperti tak miliki ide. Mau nyanyi kok males ngeluarin suara, bahkan mau motor-motoran aja sama sekali ga ada keinginan. Akhirnya saya buka-buka aplikasi Ipusnas, dan saya menemukan sebuah buku kumpulan puisi Masuk Toko Keluar di Tokyo
Btw, Kawan Bintang.. Ternyata tuh ada juga lho buku kumpulan puisi yang seru buat dibaca. Kamu mau tahu nggak? Nah, Kali ini saya akan mengulasnya. Menurut saya ini sebuah bacaan ringan yang bisa kamu baca di sela waktu istirahatmu. Dan juga buku ini cocok banget buat kamu yang suka dan hobi membuat maupun membaca karya puisi.
Baiklah, tak perlu pembukaan panjang lebar, berikut ulasan yang sudah saya siapkan buat kamu.
Identitas buku
Penulis: Farhanah
Cetakan Pertama: November 2018
Desainer sampul: Aditya Putra
Penyunting: Anida Nurrahmi
Penata letak: Aditya Putra, Teguh Tri Erdyan
Tebal : 90 halaman
Sinopsis Masuk Toko Keluar di Tokyo
Aku butuh dua telinga lagi untuk mendengarkan bunga-bunga yang tumbuh di ceritamu juga sebuah peta jalan pulang dan jadwal kereta.
Buku ini merupakan kumpulan puisi karangan Farhanah. Di dalamnya terdapat 60 buah puisi dengan diksi yang indah. Dari 60 buah puisi tersebut, aku jatuh cinta pada salah satunya, yaitu sebuah puisi dengan judul “Bill, Please” di halaman terakhir.
Bill, Please
Teh dingin
Semangkuk pempek kuah kental
Lagi-lagi terpikir untukmenghabisi hidup selagi lezat
Angkot malam yang selalu lebih kosong dari masjid
Obrolan yang sudah lama tidak lagi asyik
Tiket dua ribu rupiah untuk perjalanan pulang plus kamu
Non-AC karena angin sudah terlalu kencang
dan bisik bisik di telinga kita
“Habisi hidup selagi hangat”
Bill, please
Penutup
Setelah membacanya, ternyata ada satu buah kalimat yang bisa jadi nasihat buat kita semua. Yaitu kalimat “habisi hidup selagi hangat”. Terasa menonjok banget ya, Kawan.
Selagi masih hangat, habiskan hidupmu. Dan selagi ada kesempatan, lakukan yang terbaik. Begitulah. Selagi masih muda, selagi masih sehat, dan selagi masih diberi nafas kehidupan, selayaknya lah kita pergunakan hidup dengan sebaik mungkin.
Seperti juga sebuah nasihat. “Jangan salahkan kopimu yang sudah dingin. Dia pernah hangat, namun engkau abaikan”.
Itulah, mengapa selagi hangat sebaiknya kita habiskan semuanya. Karena bila sudah tak lagi hangat, semua tidak akan terasa menarik lagi, dan barangkali kita pun sudah tak mau menghabiskannya lagi.
Ingat.. Kehangatan hanyalah sebentar saja. Jadi⦠Bersemangat lah ..